ILMU KEBAL KEJAWEN

DALAM Filsafat Kejawen dikenal adanya saudara
gaib (semacam qorin dalam ilmu hikmah) yang
menjaga manusia. Menurut faham kejawen,
seseorang yang mengolah rohaninya sebetulnya
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,
sekaligus "merawat" saudara gaib itu. Dan karena
di-"rawat" itu kemudian seseorang memiliki
energi supranatural alias daya linuwih.
Apa yang dapat disebut sebagai daya linuwih atau
energi supranatural itu memiliki cabang-cabang,
dimana seseorang dalam memilih bidang mana
yang hendak diprogram menjadi lebih fokus.
Misalnya, karisma, kesaktian, keselamatan atau
pamor (wibawa).
Untuk membangkitkan kekuatan saudara gaib itu,
tradisi Jawa memberikan tuntunan agar
melakukan kungkum. Tapi istilah kungkum ini
masih harus ditafsiri, karena sifatnya kias atau
perlambang, yang berarti tidak harus kungkum
yang sebenarnya, yaitu merendamkan tubuh
pada air (sungai/laut).
Kungkum yang hakiki adalah membersihkan raga
dan jiwa. Dengan kungkum (membersihkan diri)
seseorang membersihkan/menguatkan saudara
gaibnya yang diyakini ada empat jenis, yaitu
kekawah, ari-ari, wungkus dan getih. Yang
masing-masih memiliki spesialisasi dalam
kebutuhan manusia hidup yang meliputi kekuatan
karisma (pengasih) kanuragan (kekuatan fisik),
pelindung (keselamatan) dan wibawa atau pamor.
Arti dari kungkum adalah membersihkan jiwa
raga, meliputi membersihkan hati dari nafsu-
nafsu yang buruk (amarah dan lawwamah). Dan
oleh karena itu, seseorang yang mempelajari
ilmu-ilmu yang bersifat batin (metafisika) pada
zaman ini sering menemui kegagagal disebabkan
oleh hati dan pikirannya yang belum dibersihkan.
Alias niatnya belum lurus.
Dalam hal ilmu kebal, faktor kegagalan seseorang
disebabkan kurang lurusnya pikir, bersih dan
mantapnya hati dari si pelaku ilmu tersebut. Ilmu
kebal menurut pandangan mistik modern dapat
dikategorikan sebagai mind power atau kekuatan
pikiran yang oleh pakar parapsikologi sering
diujicobakan dengan cara menjatuhkan bola
neon, dimana bolam itu pecah saat membentur
dinding jika yang menjatuhkan itu dalam
pikirannya ada keraguan meskipun sedikit.
Namun bola itu tetap mulus (tidak pecah) jika
dijatuhkan dengan pikiran yang mantap. Bahkan
jika dijatuhkan dengan visualisasi yang terlatih
(semisal) bolam itu divisualisasi sebagai bola
karet, maka bolam itupun dapat mantul seperti
bola karet sesungguhnya.
Ilmu Kanuragan terkait erat dengan kekuatan
keyakinan. Oleh sebab itu, menjadi tidak adil, jika
sekiranya ada murid menyalahkan sang guru
sepenuhnya, manakala murid itu gagal dalam uji
coba ilmu kebal. Karena yang menentukan
keberhasilan dalam belajar itu adalah pikiran dan
hatinya sendiri.
Pengalaman saya, semasa remaja ketika masih
suka memburu ilmu kebal, saya tidak pernah
diajari dan disuruh guru bagaimana harus
mencoba ilmu itu. Berguru secara tradisional
mengharuskan murid untuk mencari jawaban
sendiri atas ilmu yang dipelajarinya. Artinya,
untuk mencoba ilmu kebal resikonya ada pada
dirinya sendiri. Dan saya harus sering berdialog
dengan diri sendiri yang jika ada kata hati yang
mengatakan "Mantap, kamu pasti bisa!" maka
ilmu pun dapat dicoba.
Namanya uji coba, gagal atau berhasil itu pasti
terjadi. Tapi berdasarkan pengalaman saya,
sepanjang ilmu itu diamalkan sesuai petunjuk
guru, disertai keyakinan yang tinggi, juga tidak
boleh meninggalkan sifat rendah hati (jangan
takabur), insya Allah ilmu kebal itu dapat
dibuktikan, terlebih disaat ada bahaya atau untuk
sekedar ingin membuktikan sekalipun.
Sekali lagi, belajar ilmu kebal itu standarnya ada
pada mental dan disiplin patuh apa petunjuk
guru, juga penataan niat yang harus benar-benar
lurus. Tanpa ketiga hal ini, siap-siaplah untuk
gagal.
Namun perlu diketahui bahwa ilmu kebal itu
bukanlah ilmu pasti. Kegagalan dalam uji coba
bukan suatu ukuran kegagagal secara
keseluruhan. Ilmu kebal pada umumnya defensif
(bertahan/tersembunyi), walau terkadang tidak
mau untuk dipertunjukkan, pada saat-saat yang
terdesak sering kali justru bersifat aktif melindungi
sebagaimana kaidah pada ahli hikmah "ketika
datang musibah, datang pula karomah".
Intinya, Ilmu Kebal lazimnya hanya berfungsi
pada keadaan bahaya. Sedangkan temuan bahwa
ternyata Ilmu Kebal bisa dicoba adalah "bonus"
bagi orang yang rajin melatih ilmu-nya dan
memiliki kemantapan yang kuat dalam
menjalankan petuah-petuah dari guru.